Sabtu, 27 November 2010

Cara-Cara Passing daLam sepakbola

1

pertama passing yang baik posisi kaki tumpu selalu sejajar



2

kedua perkenaan kaki pada kaki bagian dalam

3

ketiga perkenaan setelah kaki diayunkan dan arah bola

selamat mencoba......

Sumber: http://taufikhockey.blogspot.com/2008/12/3-cara-mudah-passing-dalam-sepak-bola.html

Rabu, 03 November 2010

Permainan Softball

Minggu, 09 Desember 2007

Permainan

Sofbol dimainkan oleh dua tim di lapangan sofbol. Setiap tim minimal memiliki 9 pemain dan selebihnya merupakan cadangan. Permainan terdiri dari 9 babak yang disebut inning. Di dalam satu inning, tim yang bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting) untuk mencetak angka (run). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran memukul, seorang pelempar bola (pitcher) tim bertahan melemparkan bola kearah penangkap bola (catcher) sekencang-kencangnya agar bola tidak dapat dipukul.Tim yang mendapat giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim yang berjaga berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan.

Skor atau run dihasilkan dari seorang runner berlari menginjak semua base secara berurutan dan kembali menginjak home plate. Setiap pelari yang berhasil mengelilingi dan menginjak home plate mendapat satu angka. Waktu permainan ditentukan oleh inning. Setiap tim mendapat giliran memukul sampai 3 kali out dan mematikan tim lawan 3 kali out, disebut 1 inning. Dalam tiap pertandingan sofbol durasi permainan setidaknya 7 inning tergantung situasi, atau lama waktu 2 jam. Setelah menghabiskan inning, tim yang mencetak angka (run) terbanyak menjadi pemenang.

Jika dalam inning yang ditentukan waktu sudah habis dan kedua belah tim dalam keadaan seri, inning tambahan dimainkan sampai salah satu tim keluar sebagai pemenang. Kondisi itu disebut tie break atau seri. Pada permulaan permainan, tim yang menjadi tuan rumah (home team) mendapat giliran melempar sedangkan tim tamu (visitor) mendapat giliran memukul.

sumber: http://prasetya230487.blogspot.com/2007/12/permainan.html 

Juggling Video

Selasa, 02 November 2010

Final Paper (Sosiologi Olahraga)

Nama : Nur Fajri
Nim : 08601244228
Kelas : JKR 2
Final Paper

Kekerasan Menjadi Budaya dalam Olahraga Terutama di Persepakbolaan Indonesia

A. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan seputar olahraga sebagai budaya masyarakat sepertinya semakin berkembang dan kompleks, begitu juga dengan budaya-budaya yang melekat pada seputar dunia olahraga. Awal mula ada budaya terjadi karena kebiasaan-kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang berlangsung lama dan melekat pada diri seseorang atau sekelompok tersebut. Sebagai contoh kejadian yang terjadi pada suporter-suporter pada saat ini, seakan-akan kerusuhan, kekerasan, dan kericuhan merupakan suatu yang biasa dan malah sudah menjadi budaya. Dan hal ini akan jadi permasalahan dalam dunia olahraga. Karena mau tidak mau permasalahan ini akan membuat citra olahraga itu sendiri menjadi buruk hanya karena permasalahan-permasalahan yang kecil. Olahraga bukanlah ajang untuk menumpahkan perasaan dengan melakukan kekerasan. Olahraga merupakan suatu event atau kegiatan untuk menanamkan kejujuran ,sportif, dan berbagai nilai positif yang dikandungnya. Dengan kebiasaan buruk seperti itu janganlah kita membuat olahraga seperti memiliki budaya yang payah, budaya yang buruk yaitu budaya yang mencerminkan kekerasan. Seharusnya kita mencerminkan budaya olahraga yang baik dan bernilai moral. Karena selama ini olahraga selalu identik dengan kekerasan bahkan kekerasan mungkin menjadi budaya dalam olahraga.
Catatan ini akan membahas tentang mengapa kekerasan menjadi budaya dalam olahraga dan apakah ini benar-benar menjadi budaya yang melekat pada olahraga? Sehingga citra dari olahraga itu buruk dalam pandangan masyarakat. Catatan ini juga akan membahas faktor dan antisipasi kekerasan dalam olahraga. Pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi kajian sistematis dan menyeluruh artikel jurnal, surat kabar, media elektronik dan internet.

B. Isi Kajian
Dalam suatu kehidupan tidak jarang ditemukan suatu kebiasaan, yang disebut dengan budaya. Seperti yang ada pada negeri ini banyak sekali ditemukan budaya termasuk olahraga. Di mana pun kita berada pasti tak akan jauh dengan yang namanya budaya. Kebudayaan yang dilakukan secara bersama akan sulit untuk dihilangkan. Dan kita harus mengantisipasi kebudayaan atau kebiasaan buruk secara kelompok terjadi. Sehubungan dengan sebuah tingkah laku yang kolektif atau bersama yang dapat merubah perubahan budaya pada masyarakat (Sugiyanto,1997). Seperti sebuah olahraga, yang dapat mengubah budaya masyarakat baik dari kalangan kecil maupun besar. Olahraga sebagai suatu budaya dapat mempererat tali persaudaraan dan bisa saja olahraga dapat membuat orang bermusuhan. Hal ini karena olahraga tersebut tidak dilaksanakan dengan sebenarnya atau tidak dilaksanakan dengan sportif. Mereka menggunakan kekerasan untuk dapat memenangkan pertandingan olahraga tertentu. Kekerasan ini mungkin terjadi karena perbedaan ras dan budaya . Banyak kekerasan yang terjadi karena perbedaan ras meskipun di Indonesia perbedaan ras baik dari pelaku olahraga dan masyarakatnya tidak menyolok perselisihannya seperti yang terjadi di luar negeri sana. sebenarnya olahragawan memiliki potensi amat besar dalam dirinya sendiri untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai bentuk rasisme dan diskriminasi. Ini terlihat dari watak olahraga yang menekankan sportivitas, kejujuran (tidak diving misalnya dalam sepak bola), saling menghargai, dan persahabatan tanpa memandang latar belakang ras, suku, agama, budaya, politik; watak olahraga secara hakiki tidak memberikan ruang bagi rasisme dan diskriminasi. Dalam berkehidupan yang baik rasisme jelas tidak boleh mendapatkan tempat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika ada bibit-bibit atau sisa-sisa rasisme itu dalam olahraga dan masyarakat, sepatutnyalah diberantas bersama-sama karena ia merupakan wabah yang membahayakan kehidupan individu dan masyarakat khususnya di Indonesia. Banyak upaya untuk menghilangkan dan mengurangi perbedaan rasa atau rasisme, Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah penanaman multikulturalisme, dan pendidikan multikultural merupakan salah satu sarana efektif untuk menghadapinya. Karena jika rasisme dalam olahraga terus terjadi hal ini akan menjadi faktor utama terjadinya kerusuhan, keanarkisan, kekerasan. Entah karena apa jargon-jargon seperti, sportifitas, fair play, semangat persaudaraan, dan sebagainya, olahraga untuk perdamaian, dan sebagainya, begitu mudah tenggelam dalam hiruk-pikuk subyektifisme kolektif yang bersifat spontan yang tak jarang memunculkan kekerasan. rasisme merupakan warisan historis, sosiokultural, dan politik yang panjang, yang agaknya akan tetap bertahan dalam berbagai bentuknya dalam beberapa dasawarsa mendatang. Karena itulah tantangan untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi rasisme tidak bisa hanya dilakukan badan-badan olahraga semata: upaya ini haruslah melibatkan organisasi-organisasi civil society, pemerintahan, bahkan badan-badan multilateral. Dan ini akan mempercepat proses berkurangnya rasisme bermasyarakat maupun berolahraga, bila badan-badan lain ikut berpartisipasi kemudian olahraga akan menjadi lebih teratur dan sportif. Sebenarnya menang dan kalah bukanlah segala-galanya. Menang dan kalah adalah sebuah konsekuensi logis dari keputusan kita untuk 'terlibat'. Menang dan kalah akan menjadi lebih bermakna bila ia justru menciptakan suasana damai, bersahabat, jauh dari kekerasan dan ketidakjujuran. Perbedaan individu dan kepribadian yang memang mempengaruhi hubungan antar sesama manusia seharusnya tidak menjadi masalah utama dalam kericuhan, kekerasan olahraga. Seharusnya ini malah menjadi salah satu jalur untuk kita bersatu. Seperti pepatah negara kita yaitu walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kekerasan olahraga dalam bentuk kelompok maupun individu memang bukan hanya datang dari diri saja tetapi ada faktor yang mempengaruhinya begitu masalah-masalah sosial muncul. Beberapa faktor yang mempengaruhi masalah-masalah itu timbul. Pertama, dari faktor ekonomi. Kedua, dari faktor psikologi. Ketiga, dari faktor emosional dan kebudayaan (soekanto,2006). Disisi lain dengan komunikasi, bahasa atau hubungan yang baik antar aktivis dunia olahraga seperti pemain, official, supporter dsb, akan meradakan kekerasan yang terjadi dan terbentuk hubungan yang baik dan perilaku yang normal. Karena bahasa memiliki empat fungsi (Alip, 2006 sebagaimana yang dikutip oleh B Rentang Wongara.metafora.kekerasan dalam olahraga): fungsi komunikatif (communicative function), fungsi emotif (emotive function), fungsi estetik (aesthetic function), dan fungsi indeksikal (indexical function). Dengan hubungan yang baik akan terbentuk perilaku yang normal atau perilaku yang baik. Secara sosiologis, perilaku normal adalah perilaku yang mengonformasi aturan dan norma kelompok di mana satu perilaku terjadi. Di sisi lain, penyimpangan (deviant behavior) adalah perilaku yang gagal melakukan konformasi terhadap aturan dan norma kelompok (Durkheim, 1960.). Kode moral merupakan suatu identitas yang dimiliki oleh suatu kelompok atau individu dan kode moral ini sangat beraneka di antara satu kelompok dengan kelompok lain yang cenderung menimbulkan kekerasan bila perselisihan terjadi. Setiap perorangan dapat melakukan apasaja yang mereka inginkan meskipun dengan kekerasan apalagi mereka yang mamiliki kekuasaan segalanya mungkun saja terjadi. Mungkin kekerasan adalah cara untuk memperoleh kekuasaan. Hal ini karena adanya hubungan dekat antara kekuasaan dan kekerasan. Kekerasan dipakai sebagai cara manusia melaksanakan dan memperbesar kekuasaan (Max Weber.seperti yang dikutip oleh Soerjono dkk) sosiologi suatu pengantar. Untuk mengurangi, meminimalisir dan menghapus kekerasan salah satu upayanya adalah kita mesti memahami kode moral kelompok antar pelaku antar perilaku agar kekerasan tidak terjadi. Begitu pun jika kita ingin mencari solusi tepat yang dapat menghentikan perilaku kekerasan tersebut tidak terjadi lagi kita juga harus dapat saling memahami satu sama lain tanpa memandang perbedaan ras maupun perbedaan-perbedaan lainnya. Tanpa memahami kode moral yang menjadi konteks sosial dan budaya pelaku satu tindakan penyimpangan seperti kekerasan suporter, upaya mencari sosial yang bersahabat dapat dianggap tidak mungkin berhasil. Untuk dapat mendapatkan kode moral suatu kelompok-kelompok pelaku kekerasan diperlukan pendekatan habits dengan suatu kelompok tersebut sehingga dimungkinkan ini bisa menetralisir atau meminimalisir kekerasan dalam dunia olahraga. Seperti yang dikatakan Pierre Bourdieu Untuk memahami motives dan drives mereka/pelaku kekerasan, jelas kita mesti memahami habitus mereka. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengubah kekerasan dalam olahraga menjadi hilang dan olahraga tanpa kekerasan dapat lebih cepat tercapai.
C. Kesimpulan
Dalam suatu upaya menghilangkan kekerasan olahraga, satu hal penting yang mesti dicermati dari masyarakat yang menjadi konteks terjadinya satu kerusuhan adalah logika sosial dan budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Jika kita dapat sesuai dan kita dapat adaptasi dengan logika sosial dan budaya masyarakat tersebut, kekerasan tidak akan mungkin terjadi. Untuk dapat mengubah budaya kekerasan kita harus dapat mengendalikan diri dan mengerti makna dari olahraga itu sendiri, yaitu olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas. Jadi suatu pendekatan, saling memahami, sosialisasi antar aktivis seputar olahraga baik dengan langsung atau tak langsung sangat dibutuhkan agar terjadinya perdamaian, karena hal ini dapat meminimalisir dan menghapus kekerasan dalam olahraga.
Jadi perlunya kesadaran semua orang untuk saling memahami dan sportif dalam bermasyarakat, berkehidupan dan khususnya untuk perilaku olahrga itu sangat dituntut dalam upaya menghilangkan, meminimalisir kekerasan yang menjadi budaya dalam olahraga sehingga anggapan kekerasan sebagai budaya olahraga itu akan hilang. Setidaknya suatu upaya menghilangkan kekerasan tersebut dapat menjadikan aktivis seputar dunia olahraga mengalami berbagai konflik emosi seperti rasa bersalah, perasaan tidak nyaman, ketegangan, kegelisahan, hingga satu gejala yang disebut sebagai self-depreciation dapat dirasakan pelaku kericuhan apabila ia melakukan lagi perilaku negatif tersebut. Sehingga kekerasan dapat segera hilang dan diharapkan tak akan terjadi lagi kekerasan dalam dunia olahraga. Berbagai cara mengatasi kekerasan, salah satunya kita dapat memberikan nilai moral yang berharga untuk masa generasi penerus kita seharusnya memberikan pendidikan yang bermanfaat dari sejak masih dini sehingga penanaman moral akan lebih tertanam dalam jiwa. Sebagai contoh penanaman rasa tanggung jawab, sportivitas dan kejujuran dll.



D. Daftar Pustaka
http://fans.bolanews.com/c/archive/index.php?t-715.html.Menjadi Indonesia.
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0309/14/Fokus/560862.html.Ajang Ekspresi Impulsi Kekerasan.
KOMPAS Kamis,26 juni 2008.Metafora Kekerasan Dalam Berita Olahraga oleh B Rentang W
Setiawan, Caly.(2006). Budaya Jawa dan Kekerasan Sepak Bola . Kompas, 4 April 2006.
Soekanti, Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.
Sugiharto, kartika dkk.2007.Psikologi Pendidikan.
Sugiyanto, FX.(1997).Diktat Mata Kuliah Sosiologi Olahraga.

Paper otline (sosiologi Olahraga)

Nama : Nur Fajri
Nim : 08601244228
Kelas : PJKR F

Paper Outline


Kekerasan Menjadi Budaya dalam Olahraga Terutama di Persepakbolaan Indonesia


Pendahuluan
• Kekerasan menjadi budaya dalam olahraga.
• Permasalahan dalam dunia olahraga.
• Pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi surat kabar, media elektronik dan internet.


Isi Kajian
• Tingkah laku yang kolektif.
• Kekerasan digunakan untuk hal tertentu.
• Perbedaan individu dan kepribadian.
• Faktor yang menyebabkan kekerasan.
• Bahasa atau hubungan yang baik.


Kesimpulan
• Mengubah budaya kekerasan.
• Mengerti makna olahraga.
• Pendekatan, saling memahami, dan sosialisasi.


Daftar Pustaka
KOMPAS Kamis,26 juni 2008.Metafora Kekerasan Dalam Berita Olahraga oleh B Rentang W.
Setiawan, Caly.(2006). Budaya Jawa dan Kekerasan Sepak Bola . Kompas, 4 April 2006.
Soekanti, Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.
Sugiharto, kartika dkk.2007.Psikologi Pendidikan.
Sugiyanto, FX.(1997).Diktat Mata Kuliah Sosiologi Olahraga.

Annotated Bibiliography (sosiologi olahraga)

Nama : Nur Fajri
NIM : 08601244228
Kelas : JKR 2

Annotated Bibiliography

Pertanyaan Penelitian

Mengapa Kekerasan Menjadi Budaya Dalam Olahraga Terutama Di Persepakbolaan Indonesia?
Daftar Pustaka :

1. Sugiyanto, FX.(1997). Diktat Mata kuliah Sosiologi Olahraga. Hal : 63-67.

Poin dari buku ini adalah sebuah tingkah laku kolektif atau bersama dapat merubah perubahan budaya pada masyarakat, dengan perubahan ini adat masyarakat akan terus berubah sesuai dengan perkembangannya begitu juga dengan tingkah laku negatif ataupun positifnya

Buku ini berhubungan dengan pernyataan yang saya teliti kerena tingkah laku negatif yang terjadi secara bersama-sama berdasarkan ideologi tertentu akan berpotensi untuk terjadinya keanarkisan dan keanarkisan. Seperti yang terjadi pada suporter-suporter sepak bola Indonesia.

2. Sugihartono,kartika dkk.2007.Psikologi Pendidikan.Hal :28-35

Isi dari buku ini adalah perbedaan individual dan kepribadian mempengaruhi hubungan antara manusia dengan manusia lain atau hubungan antar sesama manusia.

Buku ini berhubungan dengan pertanyaan yang saya teliti karena perbedaan antar suporter akan mempengaruhi sifat, tingkah laku, kesepahaman antar suporter. Hal ini menjadikan suporter menjadi sepaham atau tidak dan akan menimbulkan keributan atau kerusuhan jika terjadi perselisihan suporter.

3. Soekanto, Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.Hal : 314-321

Inti dari buku ini adalah masalah-masalah sosial yang timbul dalam individu ataupun kelompok dihasilkan atau bersumberkan oleh faktor-faktor seperti: ekonomi, psikologi, emosional dan kebudayaan yang dapat menimbulkan kericuhan maupun kekerasan.

Ini berkaitan dengan pertanyaan yang saya tulis karena tekanan seseorang yang diakibatkan dari faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan seseorang atau suporter itu melakukan tindakan-tindakan berbau kekerasan. Sehingga terjadilah sebuah kejadian yang berbasis kekerasan

Position Paper

Nama : Nur Fajri
NIM : 08601244228
Sosiologi Olahraga,IKF 220
Position Paper

Kekerasan yang Membudaya dalam Olahraga
Pendahuluan
Pada masa sekarang perkembangan budaya masyarakat dan aspek-aspeknya termasuk dengan kebiasaan-kebiasaan mereka yang bertambah tahun semakin bertambah kompleks saja baik dari segi positif maupun dari segi negatifnya. Salah satu contohnya olahraga masyarakat. Berbagai prestasi dan perilaku buruk pun didapat darinya.
Akhir-akhir ini perkembangan seputar olahraga sebagai budaya masyarakat juga dirasakan semakin berkembang dan kompleks, begitu juga dengan budaya-budaya yang melekat pada seputar dunia olahraga. Awal mula ada budaya terjadi karena kebiasaan-kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang berlangsung lama dan melekat pada diri seseorang atau sekelompok tersebut. Sebagai contoh kejadian yang terjadi pada suporter-suporter pada saat ini, seakan-akan kerusuhan, kekerasan, dan kericuhan merupakan suatu yang biasa dan malah sudah menjadi budaya. Dan hal ini akan jadi permasalahan dalam dunia olahraga. Karena mau tidak mau permasalahan ini akan membuat citra olahraga itu sendiri menjadi buruk hanya karena permasalahan-permasalahan yang kecil. Catatan ini akan membahas tentang mengapa kekerasan menjadi budaya dalam olahraga sehingga citra dari olahraga itu menjadi buruk di mata masyarakat. Pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi kajian sistematis dan menyeluruh artikel jurnal, surat kabar, media elektronik dan internet.
Isi Kajian
Dalam suatu kehidupan tak jarang ditemukan suatu kebiasaan, yang disebut dengan budaya. Seperti yang ada pada negeri ini banyak sekali ditemukan budaya termasuk olahraga. Di mana pun kita berada pasti tak akan jauh dengan yang namanya budaya. Kebudayaan yang dilakukan secara bersama akan sulit untuk dihilangkan. Tetapi dalam hal ini sebuah tingkah laku yang kolektif atau bersama dapat merubah perubahan budaya pada masyarakat (sugiyanto,1997). Seperti sebuah olahraga, yang dapat mengubah budaya masyarakat baik dari kalangan kecil maupun besar. Olahraga sebagai suatu budaya dapat mempererat tali persaudaraan dan bisa saja malah olahraga dapat membuat orang bermusuhan. Hal ini karena olahraga tersebut tidak dilaksanakan dengan sebenarnya atau tidak dilaksanakan dengan sportif. Mereka menggunakan kekerasan untuk dapat memenangkan pertandingan olahraga tertentu. Hal ini yang menjadi faktor utama terjadinya kerusuhan, keanarkisan, kekerasan. Entah karena apa, jargon-jargon seperti; sportifitas, fair play, semangat persaudaraan, dan sebagainya, olahraga untuk perdamaian, dan sebagainya, begitu mudah tenggelam dalam hiruk-pikuk subyektifisme kolektif yang bersifat spontan yang tak jarang memunculkan kekerasan. Sebenarnya menang dan kalah bukanlah segala-galanya. Menang dan kalah adalah sebuah konsekuensi logis dari keputusan kita untuk 'terlibat'. Menang dan kalah akan menjadi lebih bermakna bila ia justru menciptakan suasana damai, bersahabat, jauh dari kekerasan dan ketidakjujuran. Perbedaan individu dan kepribadian yang memang mempengaruhi hubungan antar sesama manusia seharusnya tidak menjadi masalah utama dalam kericuhan, kekerasan olahraga. Seharusnya ini malah menjadi salah satu jalur untuk kita bersatu. Seperti pepatah negara kita yaitu walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Kekerasan olahraga dalam bentuk kelompok maupun individu memang bukan hanya datang dari diri saja tetapi ada faktor yang mempengaruhinya begitu masalah-masalah sosial muncul. Beberapa faktor yang mempengaruhi masalah-masalah itu timbul. Pertama, dari faktor ekonomi. Kedua, dari faktor psikologi. Ketiga, dari faktor emosional dan kebudayaan (soekanto,2006). Disisi lain dengan komunikasi, bahasa atau hubungan yang baik antar aktivis dunia olahraga seperti pemain, official, supporter dsb, akan meradakan kekerasan yang terjadi dan terbentuk hubungan yang baik dan perilaku yang normal. Karena bahasa memiliki empat fungsi (Alip, 2006): fungsi komunikatif (communicative function), fungsi emotif (emotive function), fungsi estetik (aesthetic function), dan fungsi indeksikal (indexical function). Dengan hubungan yang baik akan terbentuk perilaku yang normal atau perilaku yang baik.
Secara sosiologis, perilaku normal adalah perilaku yang mengonformasi aturan dan norma kelompok di mana satu perilaku terjadi. Di sisi lain, penyimpangan (deviant behavior) adalah perilaku yang gagal melakukan konformasi terhadap aturan dan norma kelompok (Durkheim, 1960). Kode moral merupakan suatu identitas yang dimiliki oleh suatu kelompok atau individu dan kode moral ini sangat beraneka di antara satu kelompok dengan kelompok lain yang cenderung menimbulkan kekerasan bila perselisihan terjadi. Mungkin kekerasan adalah cara untuk memperoleh kekuasaan. Hal ini karena adanya hubungan dekat antara kekuasaan dan kekerasan. Kekerasan dipakai sebagai cara manusia melaksanakan dan memperbesar kekuasaan (Max Weber). Untuk mengurangi, meminimalisir dan menghapus kekerasan salah satu upayanya adalah kita mesti memahami kode moral kelompok antar pelaku antar perilaku agar kekerasan tidak terjadi. Begitu pun jika kita ingin mencari solusi tepat yang dapat menghentikan perilaku kekerasan tersebut tidak terjadi lagi kita juga harus dapat saling memahami satu sama lain tanpa memandang perbedaan ras maupun perbedaan-perbedaan lainnya. Tanpa memahami kode moral yang menjadi konteks sosial dan budaya pelaku satu tindakan penyimpangan seperti kekerasan suporter, upaya mencari sosial yang bersahabat dapat dianggap tidak mungkin berhasil. Untuk dapat mendapatkan kode moral suatu kelompok-kelompok pelaku kekerasan diperlukan pendekatan habits dengan suatu kelompok tsb sehingga dimungkinkan ini bisa menetralisir atau meminimalisir kekerasan dalam dunia olahraga. Seperti yang dikatakan Pierre Bourdieu Untuk memahami motives dan drives mereka/pelaku kekerasan, jelas kita mesti memahami habitus mereka. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengubah kekerasan dalam olahraga menjadi hilang dan olahraga tanpa kekerasan dapat lebih cepat tercapai.


Kesimpulan

Satu hal penting yang mesti dicermati dari masyarakat yang menjadi konteks terjadinya satu kerusuhan adalah logika sosial dan budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut jika kita dapat sesuai dan kita dapat adaptasi dengan logika sosial dan budaya masyarakat tersebut, kekerasan tidak akan mungkin terjadi. Untuk dapat mengubah budaya kekerasan kita harus dapat mengendalikan diri dan kita mengerti makna dari olahraga itu sendiri apa, yaitu olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas. Jadi suatu pendekatan, saling memahami, sosialisasi antar aktivis seputar olahraga baik dengan langsung atau tak langsung sangat dibutuhkan agar terjadinya perdamaian, karena hal ini dapat meminimalisir dan menghapus kekerasan dalam olahraga. Jadi perlunya kesadaran semua orang untuk saling memahami dan sportif itu sangat dituntut dalam upaya menghilangkan, meminimalisir kekerasan yang menjadi budaya dalam olahraga. Setidaknya suatu upaya menghilangkan kekerasan tersebut dapat menjadikan aktivis seputar dunia olahraga mengalami berbagai konflik emosi seperti rasa bersalah, perasaan tidak nyaman, ketegangan, kegelisahan, hingga satu gejala yang disebut sebagai self-depreciation dapat dirasakan pelaku kericuhan apabila ia melakukan lagi perilaku negatif tersebut. Sehingga kekerasan dapat segera hilang dan diharapkan tak akan terjadi lagi kekerasan dalam dunia olahraga

Daftar Pustaka
http://fans.bolanews.com/c/archive/index.php?t-715.html.Menjadi Indonesia.
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0309/14/Fokus/560862.html.Ajang Ekspresi Impulsi Kekerasan.
Setiawan, Caly.(2006). Budaya Jawa dan Kekerasan Sepak Bola . Kompas, 4 April 2006.
Soekanti, Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.
Sugiharto, kartika dkk.2007.Psikologi Pendidikan.
Sugiyanto, FX.(1997).Diktat Mata Kuliah Sosiologi Olahraga.

Teknik Passing

Teknik Passing kaki Bagian Dalam pada Sepak bola
15 Desember 2008 12:11
TEKNIK PASSING KAKI BAGIAN DALAM PADA SEPAK BOLA

Sepak Bola adalah suatu permainan yang sangat di gemari oleh masyarakat di dunia. Bukan hanya kaum pria tapi kaum wanita juga suka dengan permainan sepak bola ini. Sepak bola memiliki teknik-teknik tersendiri dalam permainannya, seperti passing, shooting, dribbling dan lainnya. Dalam media pembelajaran kali ini akan di jelaskan tentang teknik passing. Dalam media ini akan di jelaskan bagaimana teknik passing menggunakan kaki bagian dalam dengan baik dan benar.

Berikut ini cara passing menggunakan kaki bagian dalam dengan baik dan benar:


1. Pada saat akan memasing posisikan kaki

sejajar dengan bola, salah satu kaki tumpu sejajar

dengan bola dan kaki yang untuk menendang

berada di belakang bola.






3. Ayunkan kaki yang akan menendang kebelakang

kemudian kenakan kaki mengginakan

bagian dalam pada saat perkenaan dengan bola.






4. Pada saat perkenaan dengan bola kaki diberi tekanan

agar bola itu dapat meluncur dengan

keras dan terarah.






Diatas merupakan cara passing menggunakan kaki bagian dalam dengan baik, dalam melakukan passing harus urut sesuai tata cara diatas. Lebih jelasnya lihat video dibawah ini.

http://www.blogger.com/feeds/7033717969495045411/posts/default

Senin, 01 November 2010

Sejarah Hockey di Indonesia

Sejarah hoki di indonesia, diukir oleh orang2 yg berkebangkasaan inggris dan belanda. Sedangkan pelopo dr kalangan bangsa indonesia sangat terbatas yaitu kalangan pelajar sekolah guru lembaga di bandung hollandsch inlandsche kweekschool (HIK) di bwh asuhan nederlandsbh indsche afdeling theosofische world universiti (NIATWU). HIK hanya bertahan hidup sampai 1938,dan dihapus karena kurang disenangi pemerintah belanda. Kebangkitan hoki kembali pada tahun 1939,atar prakarsa iskandar simanjuntak yg mendirikan perkumpulan hoki andalas di medan, yg anggotanya terdiri dr guru2 dan siswa mulo joshua institut medan. Seiring dg proklamasi kemerdekaan repoblik indonesia, tahun 45 organisasi olahraga hoki pun di proklamirkan atas prakarsa tokoh olahraga,yaitu yaitu yusuf ismail,padmo,sumasto,s. Asikin,mendirikan induk organisasi di indonesia dg nama persatuan hoki seluruh indonesia yg disingkat PHSI.berbagai upaya telah di lalukan agar PHSI dapat berkiprah dlm dunia internasional. PHSI pada tahun 1956 yg di wakili oleh eddy osman hadir dalam kongres FIH yang diselenggarakan bertepatan dg penyelenggaraan olimpiade di melbourne australia memperjuangkan agar PHSI masuk dan diterima menjadi anggota FIH. Perjuangan tersebut tidak sia2 karena kongres FIH menerima dg baik PHSI menjadi anggotanya.hal ini membuka peluang bg PHSI untuk dpt berkiprah secra internasional dg mengikuti kegiatan turnamen di luar negri. Tingkta asia,hokh mulai di pertandingkan pd asia games II tahun 1954 di manila, sedangkan pada tingkat asia tenggara mulai dipertandingan pada sea gamer VI tahun 1971 di kuala lumpur.gayung bersambut terus di gayungkan di indonesia, pada PON II tahun 1951 olehraga hoki masuk cabang yang dipertandingkan.


Olahraga Hoki adalah permainan yang dipertandingkan oleh 2 (dua) regu, yang terdiri atas 11 orang dari masing-masing regu. Seperti dimaklumi satu regu yang terdiri atas 11 pemain adalah :
1. Penjaga gawang maen hockey
2. Back kanan
3. Back kiri
4. Gelandang kanan
5. Gelandang tengah
6. Gelandang kiri
7. Kanan luar
8. Kanan dalam
9. Penyerang tengah
10. Kiri dalam
11. Kiri luar
Peraturan Umum dari permainan Hoki adalah sebagai berikut :
Seorang pemain dilarang untuk :
- Mengangkat stick di atas pundaknya bilamana dapat membahayakan.
- Melakukan permainan yang dapat membahayakan
- Memukul bola ke udara, mengangkatnya
- Menendang atau menahan bola dengan kaki (kecuali penjaga gawang sesuai peraturan)
- Memukul, menggigit atau menahan stick lawan
- Menghalangi lawan dengan badan atau stick, mendorong, menahan atau menjatuhkan - menyandung
lawannya.
Seorang pemain diperbolehkan untuk :
- Menahan bola dengan tangan (sesuai peraturan yang berlaku), sepanjang bola tersebut jatuh dengan segera, jadi bukan menangkap bola melainkan menahan bola dengan telapan tangan yang terbuka.
Di dalam D (Striking circle) hanya penjaga gawang diperbolehkan bermain dengan kakinya, menendang dan menahan bola dengan bahagian tubuh badan yang mana saja, tetapi ia tidak bolah berbaring di atas atau di depan bola.
Hukuman yang dapat diberikan adalah :
(1) Free hit/pukulan bebas
Pukulan bebas dilakukan pada tempat dimana pelanggaran terjadi
(2) Penalty corner - short corner
Penalty corner dapat dilakukan di atas garis pinggi gawang regu yang mendapat hukuman di sebelah mana saja, namun sekurang-kurangnya 2,75 m dari tiang gawang yang terdekat.
Penalty corner ini diberikan bilamana seorang diketahui dengan jelas menyentuh bola disebelah daerah gawangnya atau disebabkan sesuatu hal yang dilakukannya di dalam D atau striking circle.
(3) Penalty Stroke
Penalty stroke diberikan disebabkan kesalahan yang dilakukan dalam D atau striking circle bila seorang pemain yang bertahan dengan jelas menghalangi sebuah bola yang akan masuk dengan cara yang tidak dibenarkan.
Penalty stroke dilakukan dari jarak 7,31 m dari depan gawang.
Pemain-pemain lainnya harus berada di belakang garis 25 yard. Bilamana penjaga gawang dapat menahan bola maka regu yang bertahan diberikan pukulan bebas (free hit) dari suatu titik 14,63 m dari gawang.
(4) Corner hit - long corner
Corner hit diberikan bilamana seorang pemain dengan tidak sengaja memukul atau memainkan bola ke belakang garis gawangnya dari jarak kurang dari garis 25 yard.
Corner hit tersebut dilakukan dari jarak 9,14 m dari tiang gawang terdekat. Untuk hit ini pemain-pemain dari regu yang menyerang harus berada di belakang garis D atau striking circle.
(5) Offside
Offiside adalah bilamana seorang pemain melampaui 2 pemain lawan di depannya apabila berada di daerah lapangan lawan.
(6) Hit - in - pukulan ke dalam
Bilamana seorang memukul atau menyentuh bola dengan sticknya melampaui garis pinggi, hit ini dilakukan di atas garis oleh seorang pemain lawan dari tempat dimana bola itu keluar lapangan. Pemain-pemain lain dengan sticknya harus berada sekurang-kurangnya dalam jarak 4,55 m dari yang memukul bola. Apabila bola yang dipukul oleh seorang penyerang melampaui garis gawang maka hitnya atau free hit dilakukan dari suatu titik 14,63 pada arah dimana bola tersebut meninggalkan atau keluar lapangan.
Demikianlah selayang pandang sejarah perkembangan olahraga Hoki dengan sekelumit gambaran bagaimana olahraga ini dimainkan, beserta peraturan yang bersifat umum disertai peralatan yang digunakan.

Sejarah Superman Is Dead

Superman Is Dead (disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.

Daftar isi

Sejarah

Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Nama : Eka Rock Tempat/tgl lahir : Negara, 8 Februari 1975 Pendidikan : Sastra Inggris, Faksas Unud
Nama : Bobby Kool Tempat/tgl lahir : Denpasar, 8 September 1977 Pendidikan : Sastra Inggris, Faksas Univ. Warmadewa Denpasar
Nama : Jerinx Tempat/tgl lahir : Kuta, 10 Februari 1977 Pendidikan : Fakultas Ekonomi, Undiknas Denpasar

Album

Kuta Rock City

Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock.Selain beberapa lagu baru, SID juga menambahkan beberapa lagu lama dari album indie mereka tetapi dengan aransemen yang lebih baik dan baru. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik. Selain itu pula, ini merupakan langkah pertama SID di mayor label yang menimbulkan beberapa kontroversi di kalangan punk.

The Hangover Decade

Album yang dirilis tahun 2005 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, dan Bad bad bad.

Black Market Love

Album ketiga ini terkesan lebih dewasa[rujukan?], dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.

Angels & the Outsiders

Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.

Diskografi

Sony-BMG Music Entertainment Indonesia

Rilisan Sendiri

Kompilasi

Video Klip

  • 2002 "White Town” Album “Bad Bad Bad” Director by Outsider Film
  • 2003 "Kuta Rock City” Album ”Kuta Rock City” Director by Rizal Mantovani
  • 2003 "Punk Hari Ini” Album “Kuta Rock City” Director by Ridwan
  • 2004 "Muka Tebal” Album ”The Hangover Decade” Director by Outsider Film
  • 2004 "Rock ‘N Roll Band” Album “The Hangover Decade” Director by Outsider Film
  • 2004 "Disposable Lies” Album “The Hangover Decade” Director by Umum Production
  • 2006 "Bukan Pahlawan” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est Movie
  • 2006 "Black Market Love” Album “Black Market Love” Director by Bob Calabrito
  • 2007 "Menginjak Neraka” Album “Black Market Love” Director by Eric Est. Movie
  • 2007 "Lady Rose” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est. Movie
  • 2007 "Goodbye Whiskey” Album “Black Market Love” Director by Outsider Film
  • 2008, Superman Is Dead Rock-A-Bali Australian Tour 2007, Produksi outSIDer Inc, Format DVD, For Promotional Stuff Not for Sale
  • 2009, "Kuat Kita Bersinar " Album " Angels and The Outsiders" Director by Patrick Effendy
  • 2009, "Jika Kami Bersama- Featuring Shaggy Dog " Album " Angels and The Outsiders" Director by Patrick Effendy
  • 2009," Saint Of My Life" Album " Angels and The Outsiders" ,A footage music video from SID American Tour 2009

Award

  • Superman Is Dead "Hot & Freaky People 2003” MTV Trax Magazine January 2003
  • June 2003 Superman Is Dead “MTV Exclusive Artist of the Month”
  • Double Platinum Sony Music for Kuta Rock City Album
  • 2003, MTV Award “Most Favorite New Artist”
  • 2003, AMI Award “The Best New Artist”
  • 2004, SCTV Music Awards “The Most Famous Album Nominee, Pop Rock Category” for Kuta Rock City Album
  • 2006, AMI Awards “The Best Rock Album Nominee” for Black Market Love Album
  • 2006, “Superman Is Dead The Best Local Band” The Beat Awards.
  • 20 the best Indonesian Album 2006 for The Black Market Love Album. Rolling Stones Magazine Januari 2007
  • 150 the Best Indonesian Album for Kuta Rock City Album. Rolling Stones Magazine, Special Collectors’ Edition Desember 2007.
  • 50 Hype Things in Indonesian Music Industrial 2008 for Superman Is Dead.
  • Trax Music & Attitude Magazine Edition Januari 2008.

Pranala luar

Peraturan Futsal

PERATURAN 1

LAPANGAN
  • UKURAN
Lapangan harus berbentuk bujur sangkar. Garis samping pembatas lapangan harus lebih panjang dari garis gawang:
Panjang : Minimal25 m, Maksimal 42 m
Lebar : Minimal 15 m, Maksimal 25 m
Ukuran Pertandingan Internasional:
Panjang : Minimal 38 , maksimal 42 m
Lebar : Minimal 18 m ,Maksimal 22 m
  • TANDA LAPANGAN
- Lapangan ditandai dengan garis. Garis tersebut termasuk garis pembatas lapangan. Garis yang lebih panjang disebut garis samping (touched line) dan yang lebih pendek disebut garis gawang (goal line).
- Lebar garis pembatas 8 cm.
- Lapangan dibagi menjadi dua dan diberi garis tengah.
- Titik tengah ditandai pada garis setengah lapangan dan lingkaran pada titik tengah dibuat dengan radius 3 m.
  • DAERAH PINALTI
Daerah Pinalti ditandai pada masing-masing ujung lapangan sebagai berikut :
- Seperempat Lingkaran, dengan radius 6 m, ditarik sebagai pusat diluar dari masing-masing tiang gawang.
- Seperempat lingkaran digambarkan garis pada sudut kanan hingga garis gawang dari luar tiang gawang. Bagian atas dari masing-masing seperempat lingkaran dihubungkan dengan garis sepanjang 3,16m berbentuk paralel/sejajar dengan garis gawang antara kedua tiang gawang tersebut.
  • TITIK PINALTI
- Titik Pinalti Pertama digambarkan 6 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.
  • TITIK PINALTI KEDUA
Titik pinalti pertama digambarkan di lapangan 10 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.
  • TENDANGAN SUDUT
Seperempat Lingkaran dengan radius 25 cm ditarik di dalam lapangan dari setiap sudut.
  • DAERAH PERGANTIAN PEMAIN
Daerah pemain cadangan terletak pada samping lapangan dengan tempat duduk tim di kedua sisi yang sama sehingga mempermudah untuk pergantian pemain.
Daerah pergantian pemain terletak depan tempat duduk pemain cadangan dan dengan panjang 5 m. Daerah ini ditandai pada masing-masing sisi dengan garis yang memotong garis samping, dengan lebar garis 8 cm dan panjang 80 cm, dimana 40 cm digambarkan didalam lapangan dan 40 cm diluar lapangan.
Daerah Bebas berjarak 5 m dari garis tengah dan garis samping. Daerah bebas ini, secara langsung didepan pencatat waktu dan harus tetap dalam keadaan kosong dan bebas pandangan.
  • GAWANG
Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah dari masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang gawang (goal post) yang sama dari masing-masing sudut dan dihubungkan dengan puncak tiang oleh palang gawang secara horizontal (cross bar).
Jarak antar tiang ke tiang gawang 3 m dan jarak dari ujung bagian bawah tanah ke palang gawang adalah 2 m.
Kedua tiang gawang dan palang gawang memiliki lebar dan dalam yang yang sama yakni 8 cm. Jaring dapat dibuat dari nilon yang diikat ke tiang gawang dan palang gawang dibahagian belakang yang diberi beban.
  • KESELAMATAN
Gawang boleh dipindahkan, tetapi harus dipasangkan secara aman selama permainan.
  • PERMUKAAN LAPANGAN
Permukaan lapangan harus mulus, rata dan tidak kasar. Disarankan penggunaan kayu atau lantai parkit, atau bahan buatan lainnya. Yang harus dihindari adalah penggunaan bahan dari beton atau korn blok.

KEPUTUSAN DAN PENEGASAN
  • KEPUTUSAN 1
Jika garis gawang antara 15 hingga 16m, maka radius seperempat lingkaran hanya diukur sebesar 4m. Dalam hal ini, tanda titik pinalti tidak lagi ditempatkan pada garis yang dibatasi daerah pinalti, tetapi berada tetap pada jarak 6m dari titik tengah antara posisi kedua tiang gawang.
  • KEPUTUSAN 2
Penggunaan lapangan yang datar dan berumput alami, atau rumput buatan diperbolehkan hanya untuk pertandingan lokal, tetapi tidak untuk pertandingan-pertandingan yang bersifat Nasional dan Internasional.
  • KEPUTUSAN 3
Tanda/titik dapat digambarkan di luar lapangan, 5 m dari busur pojok pada sudut kanan dan kiri dari garis gawang untuk memastikan bahwa jarak ini dapat diamati apabila tendangan sudut dilakukan. Lebar tanda/titik ini adalah 8 cm.
  • KEPUTUSAN 4
Tempat duduk pemain cadangan, berada dibelakang garis pembatas lapangan tepat disamping daerah bebas yang berada di depan meja pencatat waktu.
PERATURAN 2

BOLA
  • KUALITAS DAN UKURAN
Bola harus :
- Berbentuk bulat.
- Terbuat dari kulit atau bahan lainnya.
- Minimum diameter 62 cm dan maximum 64 cm.
- Berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400 gram dan maximum 440 gram.
- Tekanannya sama dengan 0,4 – 0,6 atmosfir (400 – 600 g/cm³).
  • PENGGANTIAN BOLA RUSAK
Jika bola pecah atau rusak dalam suatu pertandingan:
- Pertandingan dihentikan sementara.
- Pertandingan dimulai kembali dengan menjatuhkan bola pengganti di tempat dimana bola pertama tersebut rusak.
Jika bola pecah atau menjadi rusak ketika bola tidak dalam permainan pada saat permainan dimulai, tendangan gawang, tendangan pojok, tendangan bebas, tendangan pinalti atau tendangan ke dalam :
- Pertandingan dimulai kembali sesuai dengan peraturan biasa.
- Bola tidak dapat diganti selama pertandingan tanpa ijin dari wasit.
  • KEPUTUSAN 1
Bola dari kulit laken/bulu (felt ball) tidak diperbolehkan.
  • KEPUTUSAN 2
Bola tidak diperbolehkan memantul kurang dari 55 cm dan tidak boleh lebih dari 65 cm pada pantulan pertama ketika dijatuhkan dari ketinggian 2 m. Dalam suatu pertandingan atau kompetisi, hanya bola-bola yang memenuhi persyaratan teknis minimal yang diatur dalam Peraturan No.2 diperbolehkan untuk digunakan.
Dalam suatu pertandingan atau kompetisi FIFA dan pertandingan lainnya di bawah pengawasan konfederasi, penggunaan bola Futsal tergantung pada tiga logo persyaratan yang tercantum pada bola:
Logo resmi “FIFA APPROVED” atau “FIFA INSPECTED” atau Referensi “International Match Ball Standard”
Logo yang tertera pada bola menyatakan bahwa bola tersebut telah diuji secara resmi dan sesuai dengan persyaratan teknis, masing-masing kategori beda spesifikasi yang diatur dalam Peraturan No.2, daftar persyaratan tambahan ditentukan pada setiap kategori dikeluarkan oleh FIFA. Institusi yang ditunjuk oleh FIFA yang akan melaksanakan pengujian tersebut.
Asosiasi Nasional dapat menyetujui penggunaan bola yang akan digunakan untuk kompetisinya sendiri atau pada seluruh kompetisi yang digelar, bola yang digunakan harus memenuhi salah satu dari tiga persyaratan yang telah ditetapkan dari Peraturan No.2
Apabila asosiasi nasional memperbolehkan penggunaan bola berlogo “FIFA APPROVED” atau “FIFA INSPECTED” untuk kompetisinya sendiri, maka asosiasi nasional juga harus memperkenankan penggunaan bola yang memegang rancangan bebas royalti “Internasional Matchball Standard”.
Didalam kompetisi FIFA dan kompetisi lainnya dibawah pengawasan konfederasi serta asosiasi nasional, tidak diperbolehkan bentuk iklan komersial apapun tertera pada bola tersebut, kecuali untuk plakat kompetisi, penyelenggara kompetisi serta merek dagang pabrik pembuatnya dengan membatasi ukuran dan jumlah tanda-tanda tersebut.
PERATURAN 3

JUMLAH PEMAIN
  • PEMAIN
Dalam setiap pertandingan dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari lima pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang.
  • PROSEDUR PERGANTIAN PEMAIN
Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu selama pertandingan berlangsung dengan mengikuti peraturan kompetisi resmi yang dikeluarkan oleh FIFA, konfedarasi atau asosiasi.
Jumlah pemain cadangan atau pemain pengganti maximum tujuh orang pemain.
Jumlah pergantian pemain selama pertandingan berlangsung tidak dibatasi. Seorang pemain yang telah diganti dapat masuk kembali kedalam lapangan untuk menggatikan pemain lainnya.
Pergantian pemain dapat dilakukan pada saat bola didalam atau diluar permainan dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:
- Pemain yang ingin meninggalkan lapangan harus melakukannya didaerah pergantiannya sendiri.
- Pemain yang ingin memasuki lapangan harus melakukannya pada daerah pergantiannya sendiri, tetapi dilakukan setelah pemain yang diganti telah melewati batas lapangan.
- Pergantian pemain sangat bergantung kepada kewenangan wasit, apakah dipanggil untuk bermain atau tidak.
- Pergantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk lapangan, dimana saat itu pemain tersebut telah menjadi pemain aktif dan pemain yang ia gantikan telah keluar dan berhenti menjadi pemain aktif.
Penjaga gawang boleh berganti tempat dengan pemain lainnya.
  • PELANGGARAN DAN SANGSI
Ketika pergantian pemain sedang dilakukan, seorang pemain cadangan masuk lapangan sebelum pemain yang akan digantikannya meninggalkan lapangan secara sempurna maka:
- Permainan dihentikan.
- Pemain yang diganti diperintahkan untuk meninggalkan lapangan.
- Pemain pengganti tersebut diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning.
- Permainan dimulai kembali dengan melakukan tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
- Jika bola didalam daerah pinalti, tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti, dilakukan dari tempat yang terdekat dengan posisi bola ketika permainan dihentikan.
Jika pada saat pergantian pemain dilakukan, pemain pengganti masuk lapangan atau pemain pengganti meninggalkan lapangan dilakukan bukan dari tempat atau daerah pergantian pemain yang telah ditetapkan, maka:
- Permainan dihentikan.
- Pemain yang melanggar diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning.
Permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
Jika bola didalam daerah pinalti, tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti, dilakukan dari tempat yang terdekat dimana posisi bola berada ketika permainan dihentikan.
  • KEPUTUSAN 1
Pada permulaan permainan, setiap tim harus bermain dengan lima orang pemain.
  • KEPUTUSAN 2
Jika dalam suatu pertandingan yang sedang berjalan pemain dikeluarkan, maka pemain yang tersisa kurang tiga pemain (termasuk penjaga gawang), pertandingan harus dihentikan untuk seterusnya.
  • KEPUTUSAN 3
Ofisial tim boleh berikan instruksi taktik kepada para pemainnya selama pertandingan berlangsung. Tetapi ofisial tim tidak dapat/tidak boleh mencampuri gerakan para pemain dan para wasit, dan harus selalu berlaku dengan yang wajar.
PERATURAN 4

PERLENGKAPAN PEMAIN
  • KESELAMATAN
Seorang pemain tidak boleh menggunakan peralatan atau memakai apapun yang membahayakan dirinya sendiri atau pemain lainnya, termasuk bentuk perhiasan apapun.
  • DASAR PERLENGKAPAN
Dasar perlengkapan yang diwajibkan dari seorang pemain adalah:
- Seragam atau kostum.
- Celana pendek – apabila pemain memakai celana dalam stretch pants, warnanya harus sama dengan celana pendek utama.
- Kaos kaki.
- Pengaman kaki (shinguards).
- Sepatu dengan model yang diperkenankan untuk dipakai terbuat dari kain atau kulit lunak atau sepatu gimnastik dengan sol karet atau terbuat dari bahan yang sejenisnya. Penggunaan sepatu adalah wajib.
  • SERAGAM ATAU KOSTUM
- Diberi nomor antara 1 – 15 dan harus tampak pada bagian belakang kostum.
- Warna nomor harus berbeda dan lebih kontras dengan warna bajunya.
Untuk pertandingan Internasional, nomornya juga harus tampak pada bagian depan kostum dalam ukuran yang lebih kecil.
  • PENGAMAN KAKI (Shinguards).
- Secara keseluruhan pengaman kaki harus ditutup oleh kaos kaki.
- Terbuat dari bahan yang cocok (karet, plastik atau bahan sejenis).
- Harus memberikan tingkat perlindungan yang cukup.
  • PENJAGA GAWANG
- Penjaga gawang diperkenankan memakai celana panjang, di bagian luar harus di tutup dengan kaos kaki.
- Setiap penjaga gawang memakai warna yang mudah membedakannya dari pemain lain serta wasit.
- Jika seorang pemain yang berada diluar lapangan ingin mengganti penjaga gawang, baju yang dipakai penjaga gawang pengganti, oleh pemain tersebut harus ditandai pada bagian belakang dengan nomor pemain itu sendiri.
  • PELANGGARAN DAN SANGSI
Untuk setiap pelanggaran dari Peraturan ini :
- Pemain yang melakukan kesalahan akan diperintahkan oleh wasit untuk meninggalkan lapangan, membetulkan perlengkapannya atau melengkapi salah satu perlengkapan yang hilang atau belum dipakai. Pemain tidak boleh kembali ke dalam lapangan tanpa melapor terlebih dahulu kepada salah seorang wasit, yang kemudian memeriksa perlengkapan pemain tersebut. Pemain diperkenankan masuk kembali, ketika bola berada diluar permainan (when the ball is out of play)
  • MEMULAI KEMBALI PERTANDINGAN
Jika Wasit hentikan permainan (sementara) untuk berikan peringatan dan menunjukkan kartu kuning terhadap pemain (yang) melakukan pelanggaran.
- Memulai kembali pertandingan dengan tendangan bebas tidak langsung dilakukan pemain dari tim lawan dari tempat bola berada ketika wasit hentikan permainan
KEPUTUSAN
1. Para pemain tidak boleh memperlihatkan kaos dalam yang memuat slogan atau iklan.
Pemain yang melepaskan baju kaos memperlihatkan slogan atau iklan harus diberikan sangsi oleh pengurus bidang kompetisi.
2. Baju kaos harus pakai lengan.

PERATURAN 5


WASIT
  • WEWENANG WASIT
Setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit yang memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh Peraturan Permainan sehubungan dengan pertandingan dimana ia telah ditunjuk untuk memimpinnya, terhitung mulai dari saat ia masuk sampai dengan ia meninggalkan lapangan tersebut.
  • KEKUASAAN DAN TANGGUNG JAWAB WASIT
- Memegang teguh Peraturan Permainan.
- Membiarkan permainan terus berlanjut ketika terjadi pelanggaran pada salah satu tim, namun pada saat yang sama tim yang dilanggar mempunyai kesempatan untuk mencetak gol. Tetapi, jika kesempatan tersebut tidak dapat diraihnya, wasit tetap akan memberikan hukuman kepada tim yang membuat pelanggaran sebelumnya.
- Mencatat hasil pertandingan sebagai bahan laporan pertandingan, termasuk memberikan hukuman terhadap para pemain dan/atau ofisial tim pada insiden lainnya yang terjadi sebelum, selama dan seusai pertandingan.
- Bertindak sebagai pencatat waktu jika ofisial/petugas yang ditetapkan, tidak hadir.
- Menghentikan, menunda atau mengakhiri pertandingan untuk setiap pelanggaran peraturan atau yang disebabkan oleh bentuk campur tangan luar.
- Memberikan hukuman terhadap pemain yang salah dan mengeluarkan pemain tersebut.
- Memastikan/menjamin bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berkepentingan masuk kedalam lapangan.
- Menghentikan pertandingan jika, menurut pendapatnya, seorang pemain terluka parah dan memastikan bahwa ia dipindahkan dari lapangan.
- Memperkenankan permainan diteruskan hingga bola keluar lapangan permainan jika seorang pemain, menurut pendapatnya, hanya cidera ringan.
- Memastikan bahwa setiap bola yang digunakan memenuhi persyaratan dari Peraturan No.2
  • KEPUTUSAN WASIT
Semua keputusan wasit mengenai fakta yang berhubungan dengan permainan adalah final dan tidak dapat dirubah.
Wasit dan wasit kedua hanya dapat merubah keputusannya, jika menyadari bahwa mereka membuat kesalahan atau jika mereka beranggapan itu perlu dilakukan, asalkan permainan belum dimulai kembali atau pertandingan (belum) diakhiri.
  • KEPUTUSAN 1
Jika wasit dan wasit kedua, secara bersamaan mengeluarkan sinyal pelanggaran secara bersamaan dan terdapat perbedaan keputusan, maka tetap keputusan wasitlah yang dibenarkan.
  • KEPUTUSAN 2
Wasit dan wasit kedua, memiliki hak memperingatkan atau mengeluarkan pemain, tetapi jika terjadi perbedaan diantara mereka, maka tetap keputusan wasitlah yang dibenarkan.
PERATURAN 6

WASIT KEDUA

TUGAS:
Wasit kedua ditunjuk untuk menjalankan sisi lapangan yang berlawanan dari posisi wasit. Ia juga diperkenankan menggunakan peluit. Wasit kedua membantu wasit untuk mengawasi pertandingan sesuai dengan Peraturan Permainan.- Memiliki kekuasaan untuk menghentikan permainan untuk setiap pelanggaran Peraturan.
- Memastikan bahwa pergantian pemain dilakukan dengan baik.Dalam hal ini sering terjadi dimana tindakan yang diambil wasit kedua tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, maka wasit dapat membebas tugaskan wasit kedua dari tugas-tugasnya dan mengatur pergantian wasit kedua. Seusai pertandingan melaporkannya kepada pejabat yang berwenang.KEPUTUSAN
Penggunaan wasit kedua diwajibkan pada pertandingan Internasional. PERATURAN 7

PENCATAT WAKTU DAN WASIT KETIGA
  • TUGAS DAN KEWAJIBAN
Seorang pencatat waktu (Timekeeper) dan adanya wasit ketiga adalah penunjukan. Mereka duduk disisi luar pada pertengahan lapangan, disisi yang sama dengan daerah pergantian pemain. Seorang pencatat waktu dan wasit ketiga dilengkapi dengan jam/pencatat waktu yang sesuai (chronometer) serta peralatan yang diperlukan lainnya untuk mengakumulasi jumlah pelanggaran yang dilakukan, yang disediakan oleh asosiasi atau klub pemilik lapangan.
  • PENCATAT WAKTU (The Time Keeper)
Memastikan bahwa lama waktu disesuaikan dengan ketentuan Peraturan No.8 dengan:
- Menjalankan jam penghitung/pencatat waktu (chronometer) setelah tendangan permulaan (kick-off).
- Menghentikan jam (chronometer) ketika bola tidak dalam permainan.
- Memulai kembali permainan setelah tendangan kedalam, gol (bola masuk gawang), tendangan sudut, tendangan bebas, tendangan dari titik pinalti atau titik pinalti kedua, waktu time-out atau wasit menjatuhkan bola.
- Memeriksa waktu time-out (waktu sela) satu menit.
- Memeriksa tepat dua menit sewaktu menghukum ketika pemain telah dikeluarkan (send off).
- Menunjukkan akhir dari paruh pertama permainan dan akhir dari pertandingan, akhir dari perpanjangan waktu serta akhir dari time out dengan peluit atau bunyi sinyal lainnya berbeda dengan yang digunakan oleh wasit.
- Mencatat seluruh time-out yang tersisa bagi masing-masing tim, memberitahukan wasit dan tim dengan benar serta memberikan ijin untuk time-out ketika diminta oleh pelatih kedua tim (Peraturan No.8)
- Mencatat lima kesalahan pertama yang dilakukan oleh masing-masing tim, yang dicatat oleh wasit dalam setiap babak dalam pertandingan dan memberi sinyal ketika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh salah satu tim.
  • WASIT KETIGA
Wasit ketiga membantu mencatat waktu:
- Mencatat lima kesalahan pertama yang dilakukan oleh masing-masing pemain disetiap babak dicatat oleh para wasit dan memberi sinyal jika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh salah satu tim.
- Mencatat penghentian permainan dan alasan-alasannya.
- Mencatat nomor pemain yang mencetak gol.
- Mencatat nama-nama serta nomor pemain yang mendapat peringatan dan dikeluarkan.
- Memberikan/menyediakan informasi yang relevan mengenai permainan.
Dalam kejadian campur tangan yang tidak pantas/diluar batas dilakukan oleh pencatat waktu atau wasit ketiga, maka wasit akan membebas tugaskan mereka, mengatur penggantinya serta melaporkan kepada pihak atau pejabat yang berwenang, seusai pertandingan.
Dalam hal cidera, wasit ketiga dapat mengganti wasit atau wasit kedua.
  • KEPUTUSAN 1
Untuk pertandingan Internasional, diwajibkan untuk menggunakan pencatat waktu dan wasit ketiga.
  • KEPUTUSAN 2
Untuk pertandingan Internasional, jam pencatat waktu (chronometer) yang digunakan harus disesuaikan dengan seluruh fungsi-fungsi yang diperlukan (pencatatan waktu yang tepat, alat untuk mencatat sewaktu menghukum dua menit bagi empat pemain secara serentak/simultaneous), serta memantau pengumpulan kesalahan oleh masing-masing tim selama setiap babak permainan.

PERATURAN 8

LAMANYA PERTANDINGAN PERIODE PERMAINAN
  • WAKTU UNTUK TIME-OUT (waktu sela)
Setiap Tim berhak meminta waktu untuk Time-out selama satu menit disetiap babak, kondisi berikut dapat diberlakukan untuk [/li][/list]mendapatkan Time-out:
- Para pelatih tim diberikan wewenang meminta kepada pencatat waktu untuk time-out selama satu menit.
- Time-out selama satu menit dapat diminta setiap saat, tetapi hanya diperkenankan jika Tim tersebut memegang bola (menguasai bola).
- Pencatat waktu dapat memberikan ijin untuk time-out ketika bola tidak dalam permainan dengan menggunakan peluit atau bunyi sinyal lainnya berbeda dari yang digunakan oleh wasit.
- Ketika time-out diberikan, para pemain harus tetap berada didalam lapangan. Jika selama masa time-out itu mereka ingin menerima instruksi dari ofisial tim, cara ini hanya dapat dilakukan hanya pada garis pembatas lapangan (garis samping) – yang sejajar dengan tempat duduk Tim dan pemain cadangan. Ofisial yang memberikan instruksi tidak boleh memasuki lapangan.
- Tim yang tidak meminta time-out pada babak pertama, pada babak kedua tim tersebut hanya berhak mendapatkan satu kali time-out.
  • JARAK WAKTU ISTIRAHAT
Waktu istirahat antar babak tidak boleh lebih dari 15 menit.
KEPUTUSAN DAN PENUGASAN
  • KEPUTUSAN 1
Jika Pencatat waktu tidak ada, pelatih minta time-out kepada wasit.
  • KEPUTUSAN 2
Jika peraturan kompetisi menetapkan bahwa perpanjangan waktu dilaksanakan pada akhir dari waktu normal, maka tidak ada time-out selama perpanjangan waktu (extra time) tersebut.
PERATURAN 9

MEMULAI dan MEMULAI KEMBALI PERMAINAN
  • PENDAHULUAN
Pemilihan tempat diputuskan melalui lemparan koin. Tim yang menang pada lemparan koin memutuskan gawang yang ingin diserang pada babak pertama pertandingan tersebut.
Tim lainnya melakukan tendangan pada babak pertama untuk memulai pertandingan.
Tim yang memenangkan lemparan koin melakukan tendangan pertama untuk mulai pertandingan dibabak kedua.
Pada babak kedua dari pertandingan, Tim-tim berpindah tempat (bench), dan menyerang gawang lawan.
  • TENDANGAN Permulaan (Kick-off)
Kick-off adalah cara untuk memulai permainan:
- Pada permulaan babak pertama pertandingan.
- Setelah gol tercetak/tercipta.
- Pada permulaan babak kedua dari pertandingan.
- Pada permulaan masing-masing periode perpanjangan waktu, jika dilakukan.
- Gol dapat dicetak/tercipta langsung dari kick-off.
PROSEDUR
- Seluruh pemain berada dalam setengah lapangannya sendiri. Lawan dari tim yang melakukan kick-off paling kurang 3 m dari bola hingga bola sudah dalam permainan.
- Bola ditempatkan dititik tengah lapangan.
- Wasit memberikan isyarat untuk memulai kick-off.
- Pada saat memulai pertandingan kick-off yang sah, apabila bola ditendang dan bergerak kearah depan.
- Penendang tidak boleh menyentuh bola untuk kedua kalinya sampai bola tersebut telah menyentuh/disentuh pemain lainnya.
Setelah salah satu tim mencetak gol, tendangan permulaan dilakukan oleh tim lainnya (tim lawannya)
  • PELANGGARAN DAN SANGSI
- Jika penendang menyentuh bola untuk kedua kalinya sebelum tersentuh/disentuh oleh pemain lainnya, maka tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada Tim lawan, dilakukan dari tempat terjadinya pelanggaran.
- Jika pelanggaran dilakukan oleh pemain didalam daerah pinalti lawan, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti dari tempat terdekat dimana terjadinya pelanggaran tersebut.
- Untuk setiap pelanggaran prosedur kick-off, maka kick-off
  • MENJATUHKAN BOLA = BOLA WASIT
Menjatuhkan bola adalah cara untuk memulai kembali pertandingan setelah penghentian sementara, menjatuhkan bola merupakan cara untuk melanjutkan pertandingan yang dihentikan bukan karena bola mati. Atau permainan dihentikan bukan karena bola melewati garis samping atau garis gawang atau untuk alasan apapun yang tidak disebutkan dalam peraturan permainan.
  • PROSEDUR
Salah seorang Wasit menjatuhkan bola ditempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan, kecuali jika dia dalam daerah pinalti, dimana dalam hal ini ia menjatuhkan bola tersebut pada garis daerah pinalti, ditempat terdekat dimana bola berada ketika pertandingan dihentikan. Permainan dimulai kembali atau bola dalam permainan ketika bola sudah menyentuh lapangan.
  • PELANGGARAN DAN SANGSI
Bola dijatuhkan lagi/kembali..
- Jika Bola disentuh oleh pemain sebelum bola tersebut menyentuh permukaan lapangan (tanah).
- Jika bola meninggalkan lapangan setelah kontak dengan tanah, tanpa disentuh oleh pemain.
  • KETENTUAN KHUSUS
- Tendangan bebas diberikan kepada tim bertahan didalam daerah pinalti sendiri, boleh dilaksanakan dari titik mana saja dalam daerah pinalti.
- Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim penyerang di dalam daerah pinalti tim lawannya, harus dilakukan dari garis daerah pinalti pada titik terdekat dimana pelanggaran dilakukan/terjadi.
- Dropped ball untuk memulai kembali permainan di dalam daerah pinalti, harus dilakukan di atas garis daerah pinalti pada titik terdekat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
PERATURAN 10

BOLA DI DALAM DAN DI LUAR PERMAINAN
  • BOLA DILUAR PERMAINAN
Bola diluar permainan, jika :
- Bola secara keseluruhan melewati garis gawang, apakah menggelinding atau melayang.
- Permainan telah dihentikan sementara oleh wasit.
- Bola menyentuh langit-langit.
  • BOLA DIDALAM PERMAINAN
Bola dalam permainan setiap waktu termasuk ketika :
- Bola memantul dari tiang gawang atau memantul palang gawang ke dalam lapangan.
- Bola memantul/menyentuh wasit ketika mereka masih berada didalam lapangan.
  • KEPUTUSAN
Ketika pertandingan sedang dimainkan/berlangsung pada lapangan indoor dan secara tidak sengaja bola menyentuh langit-langit, Permainan akan dilanjutkan kembali dengan tendangan kedalam, diberikan kepada lawan dari tim yang terakhir menyentuh bola. Tendangan kedalam dilakukan dari sebuah titik pada garis terdekat dibawah langit-langit dimana bola menyentuhnya.
PERATURAN 11

CARA MENCETAK GOL
  • GOL MASUK GAWANG
Kecuali ditentukan lain dari peraturan ini, dapat dikatakan gol ketika keseluruhan bagian dari bola melewati garis gawang antara kedua tiang gawang dan dibawah palang gawang, asalkan bola tersebut tidak dilemparkan, dibawa atau secara sengaja didorong oleh tangan seorang pemain dari tim penyerang, termasuk penjaga gawang.
  • TIM PEMENANG
Tim yang mencetak jumlah gol paling banyak selama pertandingan adalah pemenangnya. Jika kedua tim mencetak gol yang sama atau tidak tercetak/tercipta gol, maka pertandingan dinyatakan imbang atau seri.
  • PERATURAN DAN PERTANDINGAN
Untuk suatu pertandingan yang berakhir seri, peraturan kompetisi boleh menyatakan ketentuan yang menyertakan perpanjangan waktu atau dilakukan tendangan dari titik pinalti untuk menentukan pemenangnya.
PERATURAN 12


KESALAHAN-KESALAHAN dan KELAKUKAN JAHAT
  • TENDANGAN BEBAS LANGSUNG
Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim lawan, jika seorang pemain melakukan salah satu dari enam bentuk pelanggaran dibawah ini, dengan pengamatan wasit dan itu merupakan tindakan yang kurang berhati-hati, kasar atau menggunakan tenaga yang berlebihan :
- Menendang atau mencoba menendang lawan.
- Mengganjal atau mencoba mengganjal lawan.
- Menerjang lawan.
- Mendorong lawan, meskipun dengan bahunya.
- Memukul atau mencoba memukul lawan.
- Mendorong lawan.
Tendangan bebas langsung juga dapat diberikan kepada tim lawan, jika seseorang pemain melakukan pelanggaran sebagai berikut :
- Memegang lawan.
- Meludah pada lawan.
- Melakukan sliding tackle dalam rangka mencoba merebut bola ketika bola sedang dimainkan/dikuasai oleh lawan. Kecuali untuk penjaga gawang didaerah pinaltinya sendiri dan dengan syarat ia tidak bermain dengan hati-hati, kasar atau menggunakan kekuatan yang berlebihan.
- Menyentuh lawan sebelumya, ketika berusaha menguasai bola.
- Memegang bola secara sengaja, kecuali dilakukan oleh penjaga gawang didaerah pinaltinya sendiri.
Tendangan bebas langsung dilakukan dari tempat dimana terjadinya pelanggaran.
Semua pelanggaran yang disebutkan diatas merupakan kumpulan pelanggaran yang diakumulasikan.
  • TENDANGAN PINALTI
Tendangan pinalti diberikan, jika seorang pemain telah melakukan pelanggaran didaerah pinaltinya sendiri, tidak peduli dimana posisi bola, tetapi asalkan bola dalam permainan atau bola hidup.
  • TENDANGAN BEBAS TIDAK LANGSUNG
Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, jika seorang penjaga gawang telah melakukan salah satu pelanggaran dibawah ini :
- Setelah melepaskan bola dari tangannya, ia menerima kembali dari rekan tim (dengan kaki/tangan), sebelum melewati garis tengah atau sebelum dimainkan atau belum disentuh oleh pemain lawan.
- Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, dengan secara sengaja dikembalikan kepadanya oleh rekan tim (back pass).
- Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, setelah ia menerima bola langsung dari tendangan kedalam yang dilakukan oleh rekan tim.
- Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya atau kaki, lebih dari empat detik.
Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, dilakukan ditempat terjadinya pelanggaran, jika menurut pendapat wasit seorang pemain:
- Bermain dengan cara yang membahayakan.
- Dengan cara sengaja menghalang-halangi gerakan pemain lawan tanpa ada bola padanya (yang dimaksud bola tidak dalam jarak permainan).
- Mencegah penjaga gawang melepaskan bola dari tangannya.
- Melakukan pelanggaran lainnya yang tidak disebutkan sebelumnya pada Peraturan No.12, yang mana permainan dihentikan untuk memberi peringatan atau mengeluarkan seorang pemain.
Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan, dari tempat dimana terjadinya pelanggaran. Kecuali, terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti ditempat yang terdekat dimana pelanggaran terjadi.
  • SANGSI DISIPLIN
Kartu kuning dan kartu merah hanya dapat ditunjukkan kepada para pemain atau para (pemain) cadangan.
Para wasit memiliki kekuasaan untuk memutuskan sangsi disiplin kepada para pemain dari sejak ia masuk lapangan sampai meninggalkan lapangan setelah isyarat peluit akhir.
  • PELANGGARAN YANG DIPERINGATKAN
Seorang pemain diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning, jika ia melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
- Bersalah karena melakukan tindakan yang tidak sportif.
- Memperlihatkan perbedaan pendapatnya dengan melontarkan perkataan atau aksi yang tidak baik.
- Tetap melanggar Peraturan Permainan.
- Memperlambat atau mengulur-ulur waktu pada saat memulai kembali permainan.
- Tidak mengikuti perintah untuk menjaga jarak yang ditentukan ketika dilakukan tendangan sudut, tendangan kedalam, tendangan bebas atau tendangan gawang.
- Masuk atau kembali ke lapangan tanpa ijin wasit atau melanggar prosedur pergantian pemain.
- Secara sengaja meninggalkan lapangan tanpa ijin dari wasit.
Untuk setiap pelanggaran, dan kepada lawan akan diberikan tendangan bebas tidak langsung, dilakukan ditempat dimana terjadinya pelanggaran tersebut. Jika pelanggaran ini terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang terdekat dimana terjadinya pelanggaran tersebut dan selain itu kepada pemain itu diberikan peringatan dengan menunjukkan kartu kuning.
  • PELANGGARAN YANG DAPAT MENYEBABKAN PEMAIN DIKELUARKAN
Seorang pemain atau pemain cadangan dikeluarkan dengan menunjukkan kartu merah, jika ia melakukan salah satu pelanggaran sebagai berikut :
- Pemain bermain sangat kasar.
- Pemain melakukan tindakan kasar.
- Meludah pada lawan atau orang lain.
- Menghalangi lawan untuk mencetak gol atau kesempatan mencetak gol dengan sengaja memegang bola dengan cara yang tidak diperkenankan dalam peraturan (hal ini tidak berlaku kepada penjaga gawang didalam daerah pinaltinya sendiri).
- Mengagalkan pemain lawan yang berkesempatan menciptakan gol dengan bergerak maju kedepan menuju ke arah gawang pemain tersebut. Dengan melakukan tindakan pelanggaran yang dapat dikenai hukuman melalui tendangan bebas atau tendangan pinalti.
- Mengeluarkan kata-kata yang sifatnya menghina atau kata-kata caci-maki.
- Menerima peringatan (Kartu Kuning) kedua didalam pertandingan yang sama.
  • KEPUTUSAN DAN PENEGASAN
Jika permainan dihentikan untuk sementara karena pemain melakukan pelanggaran No.6 atau No.7, tanpa melakukan pelanggaran peraturan lainnya, maka permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung yang diberikan kepada tim lawan dan dilakukan ditempat dimana pelanggaran awal terjadi. Jika pelanggaran ini terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang terdekat dimana pelanggaran terakhir terjadi.
  • KEPUTUSAN – KEPUTUSAN
1. Seorang pemain yang dikeluarkan oleh wasit (send off) tidak dapat ikut kembali kepermainan yang sedang berjalan, maupun duduk dibangku pemain cadangan dan harus meninggalkan sekitar lapangan. Pemain cadangan dapat masuk ke lapangan dua menit setelah rekan timnya dikeluarkan, kecuali tercipta gol oleh lawannya sebelum masa dua menitnya berakhir, dan pemain secara sah telah diijinkan oleh pencatat waktu. Dalam hal ini ditetapkan aturan sebagai berikut :
- Jika dalam permainan terdapat 5 pemain melawan 4 pemain dan tim dengan jumlah pemain yang lebih besar mencetak gol, maka tim yang hanya dengan 4 pemain dapat memasukkan pemain kelimanya.
- Jika kedua tim bermain dengan 4 pemain dan terjadi gol, maka kedua tim tetap bermain dengan jumlah yang sama.
- Jika dalam pertandingan dimana terdapat 5 pemain bermain melawan 3 pemain, atau 4 pemain melawan 3 pemain dan tim dengan jumlah pemain yang lebih besar mencetak gol, maka tim dengan 3 orang pemain dapat menambah hanya satu orang pemain lagi.
- Jika kedua tim bermain dengan 3 pemain dan terjadi gol, maka kedua tim tetap dengan jumlah pemain yang sama.
- Jika tim yang mencetak gol adalah salah satu dari tim dengan pemain yang lebih sedikit, maka permainan diteruskan tanpa menambah jumlah pemain.
2. Tergantung pada peraturan 12.
Pemain boleh sodorkan/operkan bola ke penjaga sendiri dengan kepala (sundulan pada bola dengan kepala), dengan dada atau lutut dan cara lain, asalkan bola telah melewati garis tengah (lapangan) atau telah menyentuh/disentuh atau dimainkan oleh pemain lawan.
Tetapi, jika menurut pendapat wasit, pemain sengaja melakukan tipuan ketika bola dalam permainan menghindari peraturan ini, pemain itu bersalah, berkelakuan tidak sportif. Pemain diberikan peringatan dan menunjukkan kartu kuning, dan tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan dilaksanakan dari tempat di mana pelanggaran terjadi dalam kondisi seperti itu, tidak ada hubungannya apakah penjaga gawang kemudian menyentuh bola dengan tangannya atau tidak.
Pelanggaran yang dilakukan pemain dalam usaha untuk menghindar dari ketentuan dan makna dari peraturan 12.
3. Menyerang yang dapat membahayakan keselamatan lawannya, harus diberikan sangsi sebagai pemain sangat kasar (must be sanctioned as serious foul play).
4. Tiap tindakan pura-pura di dalam lapangan adalah berniat menipu wasit, harus diberikan sangsi sebagai kelakuan tidak sportif (must be sanctioned as unsporting behaviour).
5. Pemain yang melepaskan baju kaos/shirt ketika merayakan suatu gol, harus diberikan peringatan untuk kelakuan tidak sportif (must be caution for unsporting behaviour).
———————————————————————-
*nb: diambil dari forum interclub indonesia
http://www.interclub.or.id/smf/index.php?topic=2269.new;boardseen#new