Jumat, 10 Desember 2010

Membantu Anak Berkebutuhan Khusus mengikuti Pendidikan di Sekolah Umum

Pendidikan adalah kunci masa depan setiap individu, apalagi bila Ia termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Setiap orang tua mendambakan agar anaknya bisa mengikuti pendidikan jalur ”Normal” yang memberikan kesempatan bagi anak mengikuti semua kegiatan. Sayangnya di Indonesia belum menjadi keharusan bagi semua institusi untuk menerima anak dengan masalah Berkebutuhan Khusus bersekolah di tempat mereka. Seringkali kesempatan mereka bersekolah masih harus diperjuangkan dan perjuangan yang luar biasa sulitnya bisa menjadi sia-sia karena, anak, orang tua maupun guru belum bersungguh-sungguh mempersiapkan diri menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus ini di tengah-tengah mereka. Atau, ketika anak sudah berada disekolah dan timbul masalah, sedikit orang yang paham harus bagaimana membantu anak sehingga ia makin terpuruk dalam masalah.

Keberhasilan dalam belajar merupakan salah satu yang diharapkan orang tua bagi anak-anaknya karena keberhasilan tersebut akan mengembangkan konsep diri yang positif bagi mereka. Namun pada ABK proses belajar tidaklah semudah proses belajar yang dialami anak-anak lainnya. Mereka perlu diarahkan tentang bagaimana belajar, bagaimana memulai suatu tugas, bagaimana memusatkan perhatian mereka akan suatu hal, mendengarkan instruksi dan melakukan beberapa proses dalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa bentuk pendekatan penanganan yang dapat sekolah terapkan.
Secara umum, penanganan bagi ABK ditujukan untuk :
- Membantu anak untuk memperoleh kesadaran tentang dirinya
- Mengembangkan kelebihan dan meminimalkan kekurangannya
- Mengarahkan anak untuk dapat membantu dirinya sendiri dan mencari jalan keluar dari permasalahannya
- Dapat mengurus dirinya sendiri (Makan, minum, menggunakan pakaian, BAK dan lain sebagainya)
- Dapat berbaur dengan teman yang lainnya
- Dapat mengatur waktu dan hidupnya sendiri
- Menguasai keterampilan/kemahiran akademis yang memungkinkan hidup dan berkarya secara optimal
- Dapat melakukan hubungan interpersonal secara efektif

Seorang guru perlu memperhatikan beberapa hal terlebih dulu untuk dapat menangani ABK ini :
1. Mengembangkan Empati
Umumnya, mereka seringkali merasa frustasi karena kegagalan yang mereka alami. Mereka berfikir apapun yang mereka lakukan sia-sia. Sehingga seringkali mereka tidak percaya pada orang lain. Oleh karena itu, sebelum penanganan diberikan, perlu terjalin hubungan yang positif antara anak dengan guru. Dengan demikian secara bertahap mereka akan terbuka untuk mendapat pengarahan dan mencoba mengatasi kesulitannya.
2. Menyadari bahwa setiap anak itu unik
Setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kematangan yang mereka alami berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun mereka mempunyai jenis kesulitan yang sama, anak akan memerlukan penanganan yang berbeda. Program penanganan yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan meraka, bersifat individual dengan pengembanagan kelebihan dan meminimalkan kekurangannya

3. Menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan suportif
Lingkungan yang penuh ceria dan canda akan membuat semangat bagi mereka. Mereka akan berkembang lebih positif dengan belajar tidak saja melihat kekurangan yang mereka alami. Namun aturan harus tetap diterapkan karena mereka akan merasa aman, memperoleh batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh mereka lakukan.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan pihak sekolah dan orang tua dalam membantu ABK masuk ke sekolah umum.

1. Persiapan yang harus dilakukan diawal penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), adalah melakukan wawancara dengan orang tua atau pendataan kondisi anak dari mulai lahir sampai saat ini. Karena dengan adanya informasi dari orang tua sekolah mempunyai gambaran riwayat ABK tersebut. Selanjutnya diperlukan juga observasi pada ABK untuk mengetahui kemampuan anak. Observasi yang dilakukan meliputi semua aspek perkembangan, yaitu, aspek motorik, kognitif, bahasa dan pembiasaan prilaku.
2. Bila Anak belum mempunyai diagnosis dari pihak yang berwenang menyatakan kondisi Anak tersebut. Sarankan untuk mencari tahu kondisi anak tersebut. Ini diperlukan keterlibatan beberapa ahli diantaranya psikiater, psikolog, pedagogik maupun terapis.
3. Buatkan program individual berdasarkan kondisi anak dan target apa yang ingin kita capai. Memecah tugas besar ke dalam komponen-komponen yang memisahkan langkah-langkah yang diperlukan, menyusunnya dari yang paling sederhana hingga paling kompleks dan menempatkan ke dalam urutan yang logis. Misalnya untuk mengajarkan mereka menulis, maka langkah pertama adalah mengarahkan anak memegang alat tulis dengan benar. Bila dalam memegang alat tulis, anak belum kuat, maka ia diarahkan untuk latihan penguatan otot tangan misalnya dengan bermain playdough, bermain busa sabun dan lain-lain.
4. Buatlah catatan harian yang memuat program individual apa yang akan dilakukan dan apa langkah-langkahnya serta hasil yang didapat lewat pengamatan guru. Sebaiknya ada guru pendamping (Aide teacher) yang memantau dan mendampingi ABK tersebut.
5. Ajak dan dampingi anak untuk melakukan sosialisasi dengan teman-teman yang lain. Dengan melihat kegiatan dan perilaku teman-teman yang lain akan membantu anak mendapat modelling (contoh) dalam kehidupannya.
6. Selalu mengajak anak berkomunikasi dengan baik dan melatih mengungkapkan keinginan dengan baik.
7. Lakukan secara berkala evaluasi dan pelaporan hasil pada orang tua, program yang telah dilakukan dan beberapa catatan yang harus dilakukan juga di rumah dengan orang tua.

Disamping hal-hal diatas, penangan Anak Berkebutuhan Khusus merupakan rangkaian yang tidak boleh putus dan harus konsisten, terus menerus dilakukan dan merupakan suatu proses yang panjang dan membutuhkan kesabaran. Bukan dari penanganan yang sesaat dan instan.
Mendidik anak tidak bermasalah bisa dilakukan siapa saja, tetapi membantu Anak Berkebutuhan Khusus untuk dapat mengatasi permasalahannya, memerlukan kemampuan yang luar biasa. Kreatifitas, daya juang, kemampuan untuk bertahan dan yang terpenting…keikhlasan untuk membantu Anak Berkebutuhan Khusus mendapatkan masa depan yang baik. Membantu Anak Berkebutuhan Khusus meningkatkan kualitas kehidupan mereka menjadikan kita GURU YANG LUAR BIASA.

Purwokerto, 20 & 23 Mei 2009
By. Nina Siti Nuraeni, SP
(Kepala Taman Balita Islan Fatimatuzzahra Grendeng Purwokerto)

Sumber: http://tbif.wordpress.com/tag/anak-berkebutuhan-khusus/

Rabu, 01 Desember 2010

Permainan Tanpa Menggunakan Alat

Nama : Nur Fajri
Nim : 08601244228
Kelas : PJKR F

PERMAINAN TANPA MENGGUNAKAN ALAT
Bentuk Permainan : Tarik Menarik.
Jumlah Pemain : Tidak Terbatas.
Tujuan : Kemampuan Menarik dan Kerjasama.

Cara Bermain
Buatlah dua garis pemisah yang membagi dua bagian ruangan dan buatlah garis pembatas dengan tali atau lainnya yang tidak membahayakan siswa.
Seluruh siswa yang ada dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B, masing-masing kelompok berdiri tegak lurus dengan garis pembatas, setiap siswa dalam barisan memegang pinggang siswa lainnya yang didepan. Siswa yang berdiri paling depan kelompok A akan memegang tangan siswa yang berada dibaris paling depan kelompok B. permainan ini seperti permainan tarik tambang hanya disini tidak digunakan tambang.
Jika Guru membunyikan pluit maka masing-masing kelompok akan menarik kea rah daerahnya. Jika kelompok A berhasil ditarik memasuki daerah kelompok B, maka pemenangnya adalah kelompok B dan sebaliknya bila kelompok B dapat ditarik ke wilayah A, maka pemenangnya adalah kelompok A. demikianlah permainan ini, untuk seterusnya dapat dirubah pemain A menjadi Pemain B.